Minggu, 17 Mei 2009
Inovasi Bioindustri


Satu lagi semoga menginspirasi dan memberi manfaat....

Saat itu saya merasa tertantang dengan segala program lomba yang diluncurkan oleh pihak kampus baik skala nasional maupun skala fakultas,,ya di tingkat tiga ini merasa perlu banyak berkontribusi...the nice job..

Dari fakultas, mengadakan suatu lomba inovasi bioindustri (Desember 2008),,saat membaca pamfletnya, pertama kali dilakukan adalah membaca satu persatu huruf kemudian menuliskannya pada selembar notes kemudian mulai menerawang mencari ide-ide, (tampak autis sekali,,) wah saat itu langsung menggebu-gebu,,’gak boleh menyia-nyiakan niy..’

searching partner yang pasti, kemudian mendiskusikan bersama-sama, akhirnya tim kami melaunchingkan ide,, Efisiensi Produk Minuman Fermentasi Yogurt berupa Serbuk
dalam Kemasan / Sachet
,,yeah

Alhamdulillah akhirnya proposal diterima dan kami menjadi finalis 10 besar,,(panicly hwaa entah bagaimana kami mempertanggungjawabkannya, hihihi..ide yang asal caplok). Keuntungan yang didapat menjadi finalis adalah berkesempatan menjadi juara tentunya, didanai untuk merealisasikan idenya, dapat ilmu dari peserta lain, de el el. Satu minggu kemudian diadakan presentasi, terus terang kami kebingungan sekali bagaimana merealisasikan produknya karena memang suatu hal yang tidak mungkin diproduksi dalam skala yang kecil, akhirnya H-1 (saya, Eli, Azam) kami mencoba memperindah slide dengan macromedia flash, dunia teknologi memang tak terpisahkan, padahal kan kita bertiga gaptek flash, akhirnya dengan merelakan ¼ kocek pendanaan itu , kami membeli jasa seorang ‘makhluk comlabs’ untuk membuat animation processing product, akhirnya jadi juga dengan segala keterbatasan yang ada, evaluasinya adalah ayo lakukan yang terbaik, jangan menyerah, bisa...bisa...dan bisa...,,,lakukan...lakukan...dan lakukan...

Sedikit pemaparan tentang topik itu, bagaimana suatu produk dibuat untuk memberikan nilai jual yang lebih, salah satunya adalah dengan mengemasnya menjadi sesuatu yang berbeda dimana akan diperoleh nilai lebih dengan harga jual yang tinggi. Mengapa dipilih yogurt? karena minuman fermentasi ini memberikan pengaruh positif bagi siapapun yang meminumnya, berbeda dari susu dimana pada susu memungkinkan seseorang untuk tidak dapat mengkonsumsinya, inilah yang disebut lactose intolerant, orang dengan kriteria seperti ini disebabkan tidak memilikinya enzim laktase yang dibutuhkan untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa atau monosakarida, sehingga efek yang dimunculkan adalah tidak memberikan nilai tambahan nutrisi bagi tubuh, maka dengan yogurt bisa menjadi supply tambahan bagi tubuh yang menderita lactose intolerant sekalipun. Namun, produk yogurt sendiri sebenarnya tidak tahan lama walaupun untuk produk-produk tertentu dapat bertahan hingga berbulan-bulan. Ketahanan produk minuman ini atau biasa disebut dengan masa kadaluarsa ini berkaitan erat dengan komponen mikroorganisme yang ada di dalamnya, karena memang yogurt ini sendiri merupakan produk fermentasi dari bakteri asam laktat, dimana ketika dia ditumbuhkan dalam suatu medium susu tentu dibutuhkan parameter kondisi pertumbuhan yang baik, jika LAB (lactic acid bacteria) ini kondisinya sudah mencapai fase perbanyakan (istilah ilmiahnya adalah fase eksponensial) maka diperlukan mekanisme penghambatan pertumbuhan agar tidak mencapai fase kematian, karena kalau LAB mati maka memungkinkan merubah cita rasa yogurt bahkan mempercepat masa kadaluarsa, terlebih jika packaging maupun penyimpanan produknya kurang tepat.

Inovasinya adalah bagaimana alternatif lain yang dapat dilakukan oleh industri minuman yogurt ini agar mudah didistribusikan pada konsumen ke berbagai pelosok wilayah dengan masa kadaluarsa yang panjang (inilah ide awal yang cukup menarik). Konversi ke dalam serbuk,,mengapa? dikarenakan serbuk dipastikan hampir kehilangan kandungan air di dalamnya, dimana air adalah sumber kehidupan bagi makhluk hidup, dalam hal ini tujuan utamanya adalah meminimalisir mikroorganisme pengkontaminasi. Produk berupa serbuk lebih awet dibandingkan produk berupa liquid ataupun koloid.

Namun, hambatannya adalah ketika suatu kondisi koloid (yogurt biasanya berada pada fase ini) di’convert’ ke dalam bentuk serbuk atau butiran diperlukan suatu energi yang cukup tinggi dengan melakukan spray drying misalnya dibutuhkan suatu sistem pemanasan dengan temperatur yang sangat tinggi, terlebih jika skala industri membutuhkan bioreaktor yang tidak main-main harga juga perawatannya serta pengendaliannya. Selain itu kandungan nutrisi terbaik seperti komposisi vitamin dapat hilang akibat adanya pemanasan pada suhu tinggi bahkan protein sudah barang tentu akan terdenaturasi, oleh karena itu biasanya pada suatu produk minuman apapun itu yang berbentuk serbuk, akan diberikan tambahan komponen tertentu yang hilang itu, sayangnya hal itu biasanya terbuat dari bahan kimia sintetik, jarang dari alam.

Terlepas dari permasalahan industri, dalam bidang sains sudah dilakukan penelitian oleh seorang mahasiswa S2 prodi bioteknologi. (be continued...insyaAllah)

Walaupun pada akhirnya tim kami hanya sampai pada tahap finalis,,yang terpenting adalah bagaimana membangun kreatifitas mahasiswa, menginduksinya agar berpikir kreatif dan inovatif, sungguh hal ini sangat dibutuhkan bagi kami para mahasiswa, terima kasih untuk SITH dan PHK-Bnya,,terima kasih untuk semua dosen yang membimbing,,terima kasih untuk teman-teman semua...Jadilah mahasiswa!!! Untukmu Tuhan, Bangsa, dan Almamater, merdeka!!

<>
ありがとうございます!
 
posted by Laras at 19.44 | Permalink |


0 Comments:


Posting Komentar

~ back home